Followers

Friday, November 12, 2010

Kisah Si Pemilih Roti


Diriwayatkan dari Abu Burdah, ia bercerita, "Menjelang wafatnya Abu Musa
berpesan, 'Wahai anakku, ingatlah tentang kisah si pemilik roti'.


Dikisahkan ada seorang lelaki yang beribadah dalam pada pohannya selama
70 tahun, tidak pernah turun (beranjak), kecuali satu hari saja. Ketika itu
ada setan yang datang menyerupai seorang perempuan. Kemudian, ahli ibadah
ini hidup bersama perempuan tersebut selama 7 hari 7 malam.


Setelah itu terbukalah tabirnya, dia pun keluar dan bertaubat. Setiap kali
dia melangkahkan kaki untuk melakukan sesuatu, ia selalu solat dan
bersujud.


Suatu malam ia berlindung ke sebuah toko, di sana terdapat 12 orang miskin.
Kerana merasa sangat lelah, ,akhirnya beristirahat di sela-sela antara dua
orang lelaki miskin.


Tiba-tiba seorang rahib datang, dia diutus mendatangi orang-orang miskin
ini setiap malam dengan membawa roti yang banyak, lalu memberikannya ke
setiap orang di antara mereka itu satu roti besar. Rahib itu melewati
laki-laki yang bertaubat tersebut, mengira bahwasanya dia juga orang
miskin. Akhirnya dia pun memberinya satu roti besar pula.


Ada satu orang miskin yang belum kebagian roti, lalu bertanya kepada rahib,
'Mengapa Anda tidak memberi aku roti?' Rahib yang membagikan roti itu
menjawab, 'Sungguh malam ini aku tidak memberimu sesuatu apa pun'.


Laki-laki yang bertaubat itu memperhatikan roti yang dipegangnya, lalu
memberikannya kepada si miskin yang tidak kebagian dan sangat membutuhkan
karena lapar dan lelah.


Keesokan harinya, laki-laki bertaubat itu meninggal ....


Kemudian, ibadahnya selama 70 tahun ditimbang dengan kemaksiatannya selama
7 malam. Ternyata lebih berat keburukannya yang 7 malam. Dan kebaikannya
memberi sepotong roti ditimbang dengan kemaksiatannya selama 7 malam, dan
lebih berat kebaikannya memberi roti.


Abu Musa berkata, 'Wahai anakku, ingat-ingatlah kisah si pemberi roti
itu'."


Demikianlah, sesungguhnya sedekah itu dapat meredam¬kan murka Allah. Oleh
karena itu, bersegeralah untuk menginfak¬kan harta kita di jalan Allah.
Sadarilah bahwa dunia ini fana, tetapi segala sesualu yang kita sedekahkan
akan kekal di sisi Allah Ta'ala. Suatu saat nanti, kita pasti akan
memetiknya di sana, kita akan merasa puas dengan apa yang telah kita
berikan. Akan tetapi, jika kita pelit, takut akan menjadi fakir dan
kekurangan, lalu kita mengumpulkan harta tersebut karena tamak dan bakhil,
maka kita akan menyesal dan celaka.

Naz ~ :)

4 comments:

Zezebel said...

Maka bersedekah la dengan hati yang ikhlas... sekarang banyak yang bersedekah tapi dengan niat nak menunjuk-nunjuk...salah dah tu...

Ayu Zan said...

naz ,

satu peringatan buat sy..
thx ya..

& lagi satu..
sedekah harus jd amalan.
supaya kita xberat nak mnghulur..
xralat..dan..supaya bila sedekah, hati kita terhibur..

Seri said...

ikhlas itu ibarat semut hitam yang berjalan di atas batu yang hitam pada malam yang gelap

Seri suka makan roti =)

mye said...

brsedekah r dgn eklass..
huhuhuhu